04 Oktober 2024

7 Bapa Kudus, Pendiri Ordo Hamba-hamba Maria (OSM)

Sejarah Singkat Lahirnya Ordo

    Ordo Hamba-Hamba María, dikenal dalam bahasa Latin-nya "Ordinis servorum Maríae (OSM)". Kami digolongkan sebagai Ordo karena merupakan salah satu institusi religius tertua di dunia. Kami adalah sebuah keluarga religius yang berkarya dalam pelayanan Injil dan Gereja dengan cara hidup persaudaraan terinspirasi oleh teladan Santa María Bunda Allah, Hamba Tuhan. Ordo ini dibagi dalam tiga cabang yakni: Frailes Hamba-hamba Maria yang merupakan cabang pria, Suster-suster Hamba-hamba Maria cabang feminim, satu biara kontemplatif dan 21 kongregasi suster Hamba-hamba Maria aktif. Dan yang ketiga adalah Ordo sekulir, Hamba-hamba Maria dari golongan awam.
    Ordo ini didirikan pada abad XIII di Florence, Italia tepatnya pada tahun 1233 oleh 7 orang laki-laki. Mereka semua adalah awam dan berprofesi sebagai pedagang kain sutera. Pedagang kain sutera pada masa itu terbilang ke dalam kelas sosial menengah ke atas. Ketujuh Bapa Awal yang dimaksudkan di sini ialah para Bapa Pendiri Ordo Hamba-hamba Maria. Mereka adalah para hamba Maria yang setia kepada Kristus dan Bunda Maria dalam kemiskinan dan pertobatan yang mendalam. Allah memanggil mereka dengan nama mereka masing-masing untuk melayani secara khusus sang Bunda perawan. Bunda Maria dan para saudara seordo biasa memanggil nama mereka demikian: St. Alexius, St. Bonfilius, St. Amadeus, St. Bonajunta,  St. Manetus, St. Sostenes, dan St. Hugo. Mereka disatukan oleh ikatan persahabatan serta cita-cita yang sama dalam kasih kepada Kristus dan Santa Perawan Maria untuk bersama-sama menghidupi dan mengabdikan diri dalam doa, kontemplasi, dan karya amal yang mendalam. 
    Menurut Legenda Ordo Hamba-hamba María, mereka diiringi dalam mimpi oleh Bunda perawan María untuk hidup sebagai saudara dan melayaninya seumur hidup mereka. Dan pada akhirnya, mereka bertemu dan memulai hidup bersama di luar kota Florence yang bernama Cafaggio.
    Cafaggio adalah sebuah kawasan yang saat itu berada di luar tembok kota Florence, dan di sana mereka meluangkan waktu sepenuhnya untuk memuji Allah dan Bunda María. Namun kegiatan mereka tidak hanya sebatas doa, mereka juga membantu orang sakit, orang yang lapar, orang miskin, mereka yang membutuhkan bantuan spiritual dan lain sebagainya. Ketenaran mereka terdengar sampai ke seluruh penjuru, sehingga banyak orang datang untuk berdoa bersama mereka, dan meminta bantuan spiritual. Lambat laun, mereka mengundurkan diri ke sebuah bukit bernama Monte Senario yang terletak kurang lebih sepuluh km dari kota Florensia, yang diberikan oleh Uskup Ardingo, untuk lebih meluangkan waktu didalam doa serta memanjatkan puji-pujian kepada yang Mahakuasa dan kepada Bunda yang tercinta Perawan María.
    Sekitar tahun 1233, ketika Firenze dilanda perang saudara antara Paus dan Kaisar Frederik II, mereka bersatu dan bertekad bulat dengan cita-cita Injili yang sama akan persekutuan persaudaraan dan pelayanan kepada orang-orang miskin, memutuskan hidup bersama dalam kesunyian sebagai lambang mati raga dan pertobatan dalam kontemplasi. Seiring semakin matangnya niat untuk melayani Allah dan Bunda Maria, mereka kemudian meninggalkan rumah, keluarga, isteri, dan pekerjaan demi hidup dalam persekutuan bersama di luar tembok kota untuk melayani orang-orang miskin yang terlantar tanpa penolong. Profesi mereka sebagai pedagang kain sutera yang mahal dan kaya pun ditanggalkan. Mereka berani meninggalkan segala kenikmatan duniawi demi Kerajaan Allah dan menepi ke Monte Senario (gunung yang bergema). Pendakian tersebut terjadi pada tahun 1246. Mereka pun saling menguatkan ketika di antara mereka merasa bahwa pendakian itu bukanlah hal mudah serta mengalami banyak kesulitan dalam perjalanan dan pendakian menuju puncaknya. Mereka saling menguatkan dengan perkataan:“tempat ini adalah tempat yang disiapkan Allah bagi kita.”

Semangat Kemiskinan yang Tetap Hidup

    Latar belakang mereka sebagai pedagang mengharuskan mereka bekerja sebagai  pembeli dan penjual barang-barang duniawi. Mereka bekerja untuk menafkahi kehidupan keluarga mereka. Ketika mereka menemukan "Mutiara Berharga" yang sangat mahal dan bernilai lebih mulia dan agung dari mutiara duniawi, yakni Kristus, Putera Bunda Maria yang mereka layani, mereka kemudian tidak hanya memberikan segala yang dimiliki kepada kaum miskin dan terlantar, tetapi juga berani mempersembahkan hidup mereka sendiri sebagai kurban yang layak kepada Kristus, Putera Bunda Maria dengan semangat kegembiraan dan kesetiaan melayani semua orang, terutama mereka yang miskin dan terlantar. Dengan menghayati hidup mereka yang baru, mereka bahkan lebih bahagia dapat hidup sebagai saudara dengan orang lain. Mereka memberikan kepada orang lain apa yang mereka butuhkan dan menjadikan diri mereka sendiri miskin oleh karena Kerajaan Allah. 

    Setelah memutuskan untuk memulai hidup dalam persekutuan sebagai saudara dan karena terdorong oleh inspirasi ilahi dan panggilan Maria, mereka berani meninggalkan rumah dan keluarga mereka, meninggalkan hal yang penting dalam hidup mereka, dan kekayaan yang pernah mereka miliki sebelumnya mereka bagikan kepada orang-orang miskin yang sangat membutuhkannya, sementara mereka ingin merasakan bagaimana berada di posisi orang yang dipandang Allah sebagai orang yang miskin di antara yang miskin.

    Oleh karena kesetiaan dan besarnya rasa cinta kepada Allah melebihi segala sesuatu di bumi ini, mereka mempersembahkan segala yang mereka miliki, mempersembahkan segala bentuk perbuatan atau karya mereka kepada Allah, menghormati Allah dengan pikiran, perkataan, dan perbuatan mereka sendiri. Mereka benar-benar meninggalkan segala hal menyangkut keduniawian dan dengan total menyerahkan segalanya kepada Allah, meski mereka berasal dari keturunan bangsawan kaya yang bekerja sebagai pedagang kain di kota Firenze hingga hampir seluruh benua Eropa. Hal ini menjadi kharisma bagi Ketujuh Bapa Awal yang menurut pandangan Kristiani merupakan anugerah istimewa dalam hidup manusia. Keputusan ini menjadi langkah mulia mengikuti Kristus dalam semangat yang besar akan hidup kontemplasi dan mati raga sebagai eremit.

    Bersama Maria mereka berjalan beriringan memperoleh mutiara berharga, yakni Yesus Kristus dan Bunda Maria. Mereka berjanji mengikuti Kristus dengan sepenuh hati dan memberi kesaksian tentang Injil-Nya serta secara terus menerus menjadikan perawan terberkati sebagai inspirator dan Ratu mereka serta keteladanan hidup menurut Regula St. Agustinus. Oleh karena berkat kesaksian hidup dan perilaku yang baik serta sikap yang mengesampingkan kepentingan pribadi masing-masing, mereka menjadi teladan yang mampu menarik semua orang untuk hidup seperti mereka dalam kemiskinan dan pengosongan diri di hadapan Allah dan Maria tanpa terikat oleh berbagai macam hal dan persoalan duniawi.
    Setelah mendirikan pondok kecil di puncak Monte Senario, mereka pun pindah dan tinggal di sana secara bersama-sama sebagai satu persekutuan yang tetap setia kepada Allah dan Bunda Perawan Maria. Di tempat inilah, mereka mulai menyadari bahwa Bunda Maria menyatukan mereka bukan sebagai jalan untuk mengusahakan kekudusan masing-masing, tetapi menjadikan mereka sebagai sarana yang dapat menarik semua orang lebih dekat dengan Kristus melalui Bunda Maria yang terpancar lewat kehidupan dan karya mereka terhadap sesama yang membutuhkan bantuan mereka. Dengan demikian, mereka selalu mempersiapkan diri menerima saudara-saudara yang ingin bergabung dalam persekutuan bersama mereka sebagai langkah awal pendirian dan penyebarluasan Ordo dengan tetap menerapkan keteladanan Bunda Maria ketika dia masih hidup bersama Sang Putera.
    Ketujuh Bapa Awal telah memberikan teladan dan makna kehidupan yang sangat mulia bagi manusia. Bagi dunia saat sekarang, sangat susah menemukan orang yang dengan rela dan berani menanggung penderitaan demi membantu dan menyelamatkan sesama manusia. Hampir semua manusia takut pada namanya kemiskinan. Manusia tidak ingin menderita, apalagi kalau hal demikian terjadi karena kekayaan yang dimiliki telah didonasikan untuk karya amal. Kemiskinan sungguh merupakan satu keadaan bagi manusia yang terkesan sangat menakutkan.
    Ketujuh Bapa Awal telah memberikan pelajaran yang sangat mulia bagi perkembangan dan kemajuan Ordo Hamba-hamba Maria. Pelajaran ini menyangkut tindakan dan tutur kata yang selalu diarahkan dengan baik dan bertujuan membantu orang lain yang sangat membutuhkan bantuan. Mereka memberikan makna terdalam dari arti kehidupan yang sesungguhnya yakni tidak ada satu manusia pun yang mampu berdiri di atas hidupnya sendiri tanpa sekali pun memandang ke arah sesama yang membutuhkan bantuan. Jika ada orang yang demikian, pelajaran ini telah menjadi bumerang keberadaannya di dunia ini.
    Ketujuh Bapa Awal dalam perjalanan hidup mereka sangat dekat dengan kemiskinan, bahkan keadaan itu dicari dengan sepenuh hati. Ketika mereka menemukan kemiskinan, mereka merasa menemukan mutiara yang sangat berharga yakni Kristus dan Bunda Maria, sehingga kekayaan yang mereka miliki sebelumnya ditinggalkan dan dijual untuk membeli mutiara berharga itu. Mereka telah berani meninggalkan segalanya demi mendapatkan mutiara berharga yang hanya dapat mereka temukan dalam diri orang-orang yang menderita dan miskin tanpa penolong.
    Ordo ini diaprobasi pada tanggal 11 Februari tahun 1304 oleh Paus Benediktus XI dengan Bula/surat Dum Levamus. Karisma OSM ialah devosi kepada Bunda Maria, Persaudaraan, dan Pelayanan. Sementara spiritualitasnya ialah "Mater Dolorosae," St, Perawan Maria di bawah kaki Salib Yesus, Puteranya. Misi Ordo Hamba-hamba Maria adalah membawa dan memperkenalkan Kristus dan Injil-Nya kepada seluruh umat manusia; juga diwajibkan sebagai biarawan Ordo ini, mengenal secara mendalam, menghormati, menjaga, membela, dan memuliakan Bunda Allah, Santa perawan Maria, dan melayani Kristus dalam rupa saudara-saudara yang menderita, yang sakit, yang miskin, yang diabaikan dan lain-lain.


Tidak ada komentar:

Ordo Hamba-hamba Maria (OSM)

Sang Pelindung Penyakit Kanker dari OSM

    Pada hari ini dalam Ordo Hamba-hamba Maria (OSM) dirayakan pesta dari salah seorang figur besar yang juga merupakan satu dari antara San...

Para Hamba Maria